
Jakarta -
Khasanah budaya Indonesia membentang luas. Tradisi Lebaran dengan bermaafan dan saling bertemu mengguratkan kisah ketulusan dan cinta kasih.
Masyarakat Indonesia terbiasa dalam suasana damai, bukan konflik. Hal ini ditunjukkan dengan ragam program yang dikemas dengan banyak sekali macam aktivitas. Sebut saja halalbihalal, syawalan, bakda kupat, dan seterusnya. Khasanah budaya ini mendorong bangsa untuk hidup rukun. Hidup dalam naungan kasih sayang tanpa rasa dendam dan konflik.
Halalbihalal misalnya, menunjukkan nilai positif semoga bangsa kembali rukun. Halalbihalal mempertemukan masyarakat dalam bingkai saling memaafkan. Tidak ada yang mengaku paling benar, semua mengaku salah, dan meminta maaf. Maka semua menjadi halal, semua menjadi bertemu dalam kerinduan kedamaian dalam semangat saling menguatkan satu sama lain.
Menjadi Indonesia
Saling klaim ini seringkali menimbulkan tabrakan di tengah masyarakat. Masyarakat menjadi gampang curiga, marah, dan mungkin saling benci. Hal itulah yang meminjam istilah Azyumardi Azra (2017) akan mencabik-cabik "ingatan bersama" (collective memory) perihal kebersamaan, solidaritas, rasa senasib dan kebangsaan Indonesia. Ingatan kolektif perihal kebangsaan perlu kembali dirawat semoga kita menjadi Indonesia.
Halalbihalal mendorong setiap warga bangsa menjadi insan pemaaf. Warga bangsa menyadari bahwa dengan saling bermaafan seseorang akan gampang menjalin kolaborasi dan membangun kesatuan yang erat.
Dengan bermaafan seseorang akan bertegur sapa dalam bingkai kehidupan yang lebih indah. Mereka akan tersenyum dan bergandengan tangan untuk membangun kedaulatan bangsa dan negara.
Mereka pun membangun kolaborasi yang baik dan melaksanakan islah (perbaikan). Mereka tidak lagi mengaku pendukung 01 dan 02. Namun, mereka kini menyatakan diri sebagai warga bangsa Indonesia. Sekat primordial yang memisahkan mereka kini lebur dan luntur. Kini mereka menjadi bangsa Indonesia yang satu. Persatuan Indonesia pun kembali menjadi sesanti untuk membangun Republik.
Halalbihalal pun menjadi sarana melepas penat dan lelah. Halalbihalal mengembalikan kerinduan dan keriangan. Bertemu dengan sanak-saudara yang telah usang ditinggal; Bertemu dengan alam desa yang penuh kedamaian; dan bertemu dengan ingatan masa kemudian yang membahagiakan.
Solidaritas Sosial
Pertemuan dengan saudara, baik kandung maupun tidak, akan menguatkan kemanusiaan. Bertemu (silaturahmi) akan menguatkan simpul sosial yang mungkin telah usang putus. Bertemu, bersendau gurau, dan saling bercerita perihal pengalaman menjadikan sesama semakin akrab. Pertemuan di dalam bingkai halalbihalal inilah yang menguatkan solidaritas sosial. Sesama insan merasa bersaudara. Dengan demikian, sesama anak bangsa tidak gampang diadu alasannya kepentingan apapun.
Peristiwa 21-22 Mei 2019 akan sanggup rampung ketika semua mengembalikan spirit halalbihalal dalam kehidupannya. Yaitu spirit ingin bertemu dan bercengkerama dengan siapa saja, tanpa beban, dan batas-batas sosial yang membelenggu.
Gesekan sosial akan simpulan ketika semua mau bertemu dan berbicara dari hati ke hati. Perbincangan itulah yang akan mengikis kecurigaan yang mungkin selama ini masih terus ada dalam benak. Maka ketika bertemu, semua akan menjadi terperinci dan muncul tawa ringan sampai kelucuan yang membaur dalam persamaan. Tidak ada lagi beda antara pendukung 01 dan 02, semua sama atas nama bangsa Indonesia, sama atas nama anak bangsa.
Keutamaan Kemanusiaan
Saat semua menyadari bahwa diri kita ialah anak bangsa, maka pertikaian dan permusuhan tidak akan pernah terjadi. Anak bangsa menyadari sepenuhnya bahwa kita ialah saudara. Persaudaraan yang diikat atas nama insan dan kemanusiaan serta keindonesiaan.
Halalbihalal dengan demikian menggempur egoisme. Halalbihalal mengembalikan spirit keutamaan kemanusiaan yang ingin saling menyapa satu sama lain. Kemanusiaan yang memungkinkan semua insan hidup rukun, damai, dan penuh cinta kasih.
Benni Setiawan dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan P-MKU Universitas Negeri Yogyakarta, peneliti Maarif Institute
Sumber detik.com
EmoticonEmoticon