
Ditemui di rumah sedih yang juga dipakai sebagai warung, Jayengan RT 03 RW 04, Kecamatan Serengan, Solo, menantu ketiga Suparno, Ali Faisal, menceritakan bahwa ayah mertuanya meninggal alasannya sakit.
"Sejak seminggu kemudian mencicipi pusing, kemudian beberapa hari kemudian sesak napas. Kemudian dirawat di RS PKU Muhammadiyah Solo, kesudahannya kemarin malam meninggal," kata Ali, Selasa (23/7/2019).
Suparno merupakan generasi ketiga yang mengelola warung soto yang berada di Jalan Kalilarangan. Dia meneruskan perjuangan kakeknya, Ahmad Dimedjo yang dilanjutkan ayahnya, Marto Dimedjo.
![]() |
Awalnya pada tahun 1962, lokasi warung soto itu berada melekat dengan gedung bioskop Trisakti. Hingga gedung tersebut berganti fungsi, warung soto tetap memakai nama Trisakti.
"Sekitar tahun 1970 atau 1980-an pindah ke sini. Awalnya mengontrak, lama-lama dijual sama pemiliknya, kemudian kami beli," kata dia.
Meski ukuran warung tersebut tak besar, nama Soto Trisakti memang sudah populer legendaris. Salah satu pelanggannya adalah mendiang maestro keroncong Gesang.
Selain alasannya rasanya yang enak, kuahnya yang kental, keramahan Suparno dan pegawainya menciptakan pelanggan nyaman. Suparno memang menanamkan hal itu kepada anak serta pegawainya.
![]() |
"Bapak selalu mengajarkan kalau pengunjung tiba harus pribadi dilayani, harus murah senyum, ramah, pokoknya bagaimana pelanggan senang," ujarnya.
Suparno meninggal pada usia 67 tahun. Dia meninggalkan istri, Tutik Mulyani dan tiga orang anak, Romli, Muhammad Sodiq dan Nur Astiawati.
Sumber detik.com
EmoticonEmoticon