
Magelang -Memasuki puasa Ramadhan, suasana berbeda terlihat di Masjid Agung Payaman, Dusun Kauman, Desa Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Serambi masjid dipenuhi para lanjut usia (lansia) baik pria maupun wanita yang mondok.
Para lansia yang tiba dari banyak sekali tempat ini sengaja mondok selama puasa Ramadan. Untuk menjadi santri sepuh ini, jauh hari sebelumnya mereka harus mendaftar terlebih dahulu. Para santriwati maupun santriwan sepuh ini tiba dari sekitar Magelang maupun luar kota menyerupai Yogyakarta, Bandung, Bogor, Jakarta, bahkan ada juga yang tiba dari Papua.
Mereka pun tiba menyerupai layaknya santri pada umum juga membawa bekal pakaian. Kemudian, selama mondok ada yang tidur di rumah sekitar ponpes, namun ada juga santri sepuh yang tidur di serambi masjid.
![]() |
"Bulan yang penuh berkah, yang mana dosa-dosa akan diampuni pada bulan bulan mulia ini. Dengan demikian, diadakan acara pengajian, siraman rohani yang isinya difokuskan pada hari akhir. Artinya, kita semua akan menuju ke 'rumah idaman'. Mana rumah idaman," katanya dikala ditemui di Pondok Pesantren Sepuh Masjid Agung Payaman, Secang, Kabupaten Magelang, Kamis (9/5/2019).
"Rumah idaman ukuran 1 meter, 2 meter, dalamnya 1,5 meter. Lha itu, rumah idaman. Lha ini perlu bekal, di sana sendirian. Apa bekalnya, ya di sini (ponpes sepuh). Dicari di dalam siraman rohani bulan Ramadan, antara lain bekalnya ialah baca Alquran, bekal lagi ibadah salat, ibadah puasa, ibadah zakat, ibadah sedekah. Itulah semua bekal untuk ke rumah idaman tadi," ujarnya.
![]() |
Tibyan menjelaskan jumlah santri lansia di pondok pesantren tersebut sekarang hampir 50 persen dibanding sebelumnya. Untuk santri sepuh yang mondok pada dikala puasa bulan mulia ini berjumlah 280 orang.
Selama nyantri, kata dia, acara para santri antara lain mengikuti salat tarawih, tadarus, mujahadah dan salat malam. Kemudian, sahur bersama dilanjutkan salat subuh, kuliah subuh dan menjelang salat zuhur ada kajian fikih.
ponpes
"Keberadaan pondok sepuh semenjak kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan Indonesia, dikala itu Mbah Siradj (KH Anwari Siradj bin Abdurrosyid) mengadakan pengajian, trend masyarakat luar biasa. Memang dikhususkan untuk orang-orang yang akan persiapan ke 'rumah idaman' sebaiknya di sini Masjid Agung Payaman," tuturnya.
Salah seorang santri sepuh dari Jakarta, Sholikin Ruslan (68), mengaku menjadi santri di pesantren sepuh ini untuk mengisi hari-hari akhir. Hal ini dilakukannya untuk mengingat bahwa dirinya masih punya kesempatan hidup.
![]() |
"Ini untuk mengisi hari-hari akhir, mumpung masih hidup. Mumpung masih hidup, kita maksimal," katanya seraya menyebut dirinya mengetahui ponpes ini dari internet.
"Baru pertama ini. Dominan niatnya ke sini dengerin ceramah, kedua berusaha maksimal ibadah dan baca Quran hingga selesai," ujar dia.
Kemudian seorang santriwati dari Papua, Ida Aryani (58), menyampaikan sengaja ikut pesantren ini alasannya sudah pensiuan dari bekerja. Dia mengaku sedang beradaptasi dengan bahasa pengantar dalam ponpes ini yang memakai Bahasa Jawa.
![]() |
"Kami tahu ponpes ini dari Google. Saya dulunya PNS sudah pensiun, terus mau apa lagi, jadi ikut acara pesantren. Ini gres pertama kalinya," ujarnya.
Hal senada disampaikan santri lainnya, Abdul Aziz (72), warga Gamping Sleman. Ia sudah kelima kalinya menjadi santri di pondok pesantren ini.
"Di sini bahagia sekali, tambah ilmu, dapat silaturahmi," tutur pensiunan PNS Pemkab Sleman, itu.
![]() |
Begitu juga dengan santriwati, Siti Muntomimah (96), warga Kebondalem, Windusari, Kabupaten Magelang. Ia sudah kali ketiga menjadi santri sepuh dikala Ramadan.
"Kula sampun kaping tigo. Teng mriki rasane betah, hening yen maos quran. Yen mboten maos quran nggih nyepeng tasbih. (Saya sudah ketiga kali. Di sini betah, suasananya hening jikalau membaca Alquran. Kalau tidak membaca Aluran, yang pegang tasbih)," ungkapnya seraya memegang tasbih.
Sumber detik.com
EmoticonEmoticon