
"Kalau nanti susunan kabinetnya masih 'dagang sapi' itu susah, mudah-mudahan tidak lah," kata Buya Syafii ditemui wartawan di kompleks kediamannya, Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah spesial Yogyakarta (DIY), Senin (15/7/2019) sore.
Pernyataan itu menjawab pertanyaan sejauh mana optimisme Buya Syafii terhadap kinerja roda pemerintahan lima tahun mendatang.
Menurut Buya, yang penting kini bagaimana kesepakatan kerja para pembantu presiden.
"Ini presiden berteriak (memberi perintah) terus jikalau pembantunya tidak menjalankan, menteri, dirjen, segala macam, itu nggak jalan juga (program kerja)," terang Buya.
"Dan presiden harus tegas. Harus dipantau betul, ada menteri yang ternyata ada yang tidak menjalankan fungsi dengan baik, ya diganti," tandas anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini.
Buya juga memberikan kriteria sosok untuk membantu kiprah Jokowi. Yang utama yaitu orang yang mempunyai integritas.
"Artinya orang yang punya moral, punya visi, punya tanggung jawab, paham kiprah dan dijalankan. Jangan bertopeng-topeng, jangan berpura-pura, itu yang perlu dilakukan sekarang," urai Buya.
"(Kader) dari partai politik niscaya diakomodasi, tapi partai politik itu mengajukan calon, jangan seorang, mungkin dua atau tiga, yang mempunyai kompetensi, profesional dan mempunyai integritas," sambung mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini.
Buya juga menyebutkan tantangan bangsa dikala ini yaitu problem mental.
"Mental kita memang belum banyak berubah, itu di semua, baik di birokrasi sipil, birokrasi polisi (aparat hukum), masih banyak. Kapolri, Panglima TNI, itu juga harus betul-betul menyesuaikan gerak langkahnya dengan instruksi presiden dan presiden harus memantau terus," pungkasnya.
Tonton Video Buya Syafii Ingin Mengembalikan Kiblat Bangsa:
Simak Video "Kabinet Jokowi, Pengamat: Partai 50, Non-partai 50"
[Gambas:Video 20detik]
Sumber detik.com
EmoticonEmoticon