
"KPU harus responsif terhadap kekhawatiran orang," kata Mahfud dikala ditemui wartawan di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta, Senin (1/4/2019).
"Jangan hingga orang beranggapan ini hanya siap-siap untuk melaksanakan penolakan, nanti kalau ternyata kalah, misalnya. Orang kini kan sudah mulai begitu, di medsos ya," jelasnya.
Dia menyontohkan kekhawatiran Amien Rais terjadi kecurangan dalam pelaksanaan Pilpres 2019 mengancam akan melaksanakan gerakan people power. Namun berdasarkan Mahfud, ada instrumen aturan dan kelembagaan yang tersedia untuk menuntaskan sengketa Pemilu.
Mahfud juga menyinggung pernyataan Amien bahwa ada gendruwo di Hotel Borobudur. Istilah gendruwo itu, berdasarkan Mahfid, maksudnya yakni kekhawatiran dilakukan kecurangan-kecurangan penghitungan gelap.
Meskipun kekhawatiran itu kurang fundamental lantaran semenjak 2014 KPU tidak lagi menghitung bunyi di Borobudur, namun Mahfud menyebut peringatan Amien Rais tersebut sebagai hal yang patut diapresiasi.
"Jadi Pak Amien sudah memberikan kini itu yang betul juga, meskipun itu tidak benar soal Borobudur dan sebagainya. Tapi itu benar juga (kekhawatiran disampaikan sebelum pemungutan suara), supaya KPU profesional dan berhati-hati," terangnya.
Selain itu, Mahfud juga meminta supaya para akseptor Pemilu bersikap sportif dikala mendapatkan hasil selesai nanti.
"Siap mendapatkan kemenangan dan kekalahan, tidak usah pakai ancam mengancam. Karena ini negara kita juga, jangan hingga kita semuanya menyesal kalau sudah terjadi sesuatu yang tak sanggup dikendalikan. Oleh alasannya yakni itu yang penting antisipasi dari semua pihak," pungkasnya.
Simak Juga 'Jika Ada Kecurangan, Amien Rais: Tidak ke MK, Kita People Power':
Sumber detik.com
EmoticonEmoticon