
Banyuwangi -Pemkab Banyuwangi menggelar Festival Musik Jalanan. Festival tersebut sebagai bentuk apresiasi bagi para musisi jalanan.
Festival Musik Jalanan di Banyuwangi berlangsung meriah dengan diikuti puluhan band dan penyanyi jalanan dari sejumlah kota. Ribuan orang memadati area Taman Blambangan sampai Sabtu (6/4) sampai tengah malam. Mereka menikmati pameran yang gres pertama kali digelar di Banyuwangi itu.
Festival ini diikuti 50 pemusik jalanan kategori solo dan grup. Mereka berasal dari Banyuwangi dan beberapa kawasan menyerupai Bondowoso, Jember dan Yogyakarta.
Festival ini berlangsung begitu meriah. Meski memakai peralatan musik sederhana non elektrik sebagaimana khas musik jalanan, namun penampilan mereka sangat menghibur penonton.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan, pameran ini digelar sebagai apresiasi kawasan pada kreativitas para musisi jalanan. Banyuwangi sendiri selama ini telah mengakibatkan musik potongan yang tak terpisahkan dalam perjalanan perkembangan daerah.
"Seniman musik jalanan telah menjadi atraksi seni tersendiri suatu kota. Gaya bermusik mereka yang bebas dan banyak memasukkan unsur musikalitas lokal mengakibatkan Banyuwangi tertarik untuk menggelar pameran musik jalanan ini," kata Anas kepada detikcom, Minggu (7/4/2019).
Salah satu penampil yaitu Arter Jajag alias Arek Terminal Jajag. Grup asal Kecamatan Gambiran Banyuwangi yang tampil memukau di depan para juri dan penonton.
Grup yang terdiri 6 personel itu menyuguhkan penampilan yang atraktif. Penonton juga sangat antusias alasannya grup ini sudah tidak abnormal lagi bagi sebagian warga Banyuwangi. Maklum saja, mereka biasa bermain musik di terminal bus Jajag semenjak tahun 2003.
"Senang terlibat even ini, dapat mengatakan talenta dan hobi kami di depan banyak orang. Bisa saling sharing bermusik dengan grup lain, terutama yang dari luar kota," kata salah satu personel, Andoko Putro.
Selain dari Banyuwangi, para penonton juga menunggu penampilan grup New Carehal (Cari Rejeki Halal), musisi jalanan di Malioboro, Yogyakarta. Menggunakan gambang (angklung) sebagai alat musik utamanya yang dipadukan gitar dan ukulele, grup yang biasa perform di Titik Nol Malioboro ini tampil atraktif menghibur penonton. Mulai lagu tradisional Banyuwangi Sung Sing Biso, Angliyak Perahu Layar sampai lagu Syantik mereka bawakan dengan menarik.
"Kami sangat bahagia dapat tampil di Banyuwangi. Baru kali ini tampil di pameran musik jalanan yang di luar Jogja. Kami gak nyangka antusiasme pesertanya tinggi, yang ikut banyak, di Jogja saja gak sebanyak ini meski di Yogya dikenal dengan banyaknya musisi jalanan," ujar salah satu anggota grup, Danang Setyo.
Danang mengapresiasi Banyuwangi yang telah menggelar pameran musik jalanan. Menurutnya, ini mengatakan ratifikasi kawasan akan eksistensi mereka.
"Kadang kita juga butuh panggung untuk menampilkan karya kami, dan itu dilakukan Banyuwangi sekarang. Sangat baik. Kami berharap terus diberi ruang untuk berkarya, biar kita dapat bermusik lebih nyaman," pungkas Danang.
Sumber detik.com
EmoticonEmoticon