
Bantul -Jalan-jalan di Kabupaten Bantul diprediksi bakal dilalui pemudik dari barat (Jakarta, Bandung, Banten) yang hendak melanjutkan perjalanan ke arah timur baik ke Yogyakarta dan Jawa Tengah selatan.
Mereka melintas masuk DIY dari arah Purworejo menuju Kulon Progo lewat jalur selatan (Brosot-Srandakan). Kemudian melanjutkan perjalanan ke timur menuju Gunungkidul, Pracimantoro (Wonogiri) hingga Pacitan Jawa Timur atau menuju ke Klaten, Sukoharjo dan Solo.
Bantul diprediksi akan dilalui para pemudik yang lewat dari jalur selatan. Kondisi jalan yang akan dilalui pemudik sudah dalam keadaan baik atau layak.
Menurut Agus, jalur pertama, pemudik yakni dari Purworejo ke Klaten atau Solo yang melalui Temon-Wates-Gamping Sleman ringroad utara-Yogyakarta-Klaten. Jalur kedua yaitu jalur Yogyakarta ke Bantul melalui Bantul-Sewon-Yogyakarta dan untuk jalur ketiga yaitu jalur Bantul-Wonosari yang melintasi Yogyakarta-Piyungan-Patuk-Playen-Wonosari.
"Untuk jalur alternatif ke DIY lewat Bantul ada 2, pertama jalur Kulon Progo-Yogyakarta lewat Toyan Wates-Panjatan-Brosot-Srandakan-Pandak- Parangtritis-Ringroad Yogyakarta. Kedua jalur alternatif Yogyakarta-Wonosari, jalurnya lewat Yogyakarta-Pleret-Imogiri-Panggang-Playen-Wonosari," ucapnya.
Berkaitan dengan perbaikan jembatan Winongo yamng menghubungkan Yogya dengan Bantul, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul, Aris Suhariyanta menyampaikan Jalan Bantul-Yogyakarta memang belum dapat dipergunakan secara maksimal alasannya yaitu jembatan Winongo belum simpulan diperbaiki. Karena itu pengendara diimbau melintas jalur alternatif lainnya.
"Penutupan jembatan winongo memang mengharuskan pengendara lewat jalur-jalur alternatif. Kalau dari arah utara dapat lewat perempatan Madukismo ke selatan, atau dari ringroad dapat lurus ke selatan dan lewat jalan di sebelah utara Pasar Niten, terus nanti ke arah timur kemudian ke selatan," ujarnya.
Ia tidak menampik jalan alternatif yang mengarah ke timur Pasar Niten kerap ditemui beberapa warga sekitar yang tengah mengatur arus kemudian lintas. Kendati demikian Aris tidak mempermasalahkan hal tersebut. Ia menilai keberadaannya sangat diharapkan untuk mencegah antrean panjang kendaraan bermotor, khususnya dikala melintas di simpang 4 Kali Putih.
"Dishub memang tidak mengeluarkan izin kepada mereka, tapi alasannya yaitu sifatnya darurat maka kita memandang keberadaan mereka sebagai hal positif. Karena mereka ikut membantu kelancaran jalan di sana (simpang 4 Kali Putih) dikala jembatan Winongo tidak dapat dilewati," katanya.
"Apalagi sifatnya kan sementara, alasannya yaitu itu kami persilahkan," imbuh Aris.
Ia menambahkan keberadaan mereka membantu pengaturan kemudian lintas memang kerap disalah artikan oleh pengendara. Hal itu alasannya yaitu pak ogah dianggap meminta imbalan dikarenakan telah mengatur kemudian lintas.
"Warga melaksanakan itu (ikut mengatur kemudian lintas) alasannya yaitu tidak ingin ada kemacetan di jalan itu. Selain itu kami sampaikan juga untuk imbalan ke mereka bersifat sukarela dan terpaksanya tidak memberi juga tidak apa-apa," pungkas Aris.
Simak Juga 'Mau Mudik Lewat Jalur Darat? Waspadai Titik Kemacetan Ini':
Sumber detik.com
EmoticonEmoticon