Foto: Ristu Hanafi/detikcomSleman -Kiai muda nyentrik, Maulana Habiburrahman atau yang bersahabat disapa Gus Miftah mengingatkan kepada umat Islam untuk tidak sembarangan mencomot ayat dalam Quran untuk kepentingan politik praktis. Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah spesial Yogyakarta (DIY) ini tidak ingin ayat suci Quran 'diperkosa'.
"Saya tidak punya kepentingan dengan KPU, atau dengan pendemo. Saya berpesan pihak-pihak yang mencoba 'memperkosa' ayat suci Quran untuk kepentingan politik," kata Gus Miftah, Kamis (23/5/2019).
Hal itu disampaikannya di sela program Buka Bersama Santri D'Paragon Penghafal Quran dan Anak Yatim Piatu DIY, di Pondok Pesantren Ora Aji, Kalasan, Kabupaten Sleman.
"Karena jikalau pakai ayat harus tahu apa tafsirnya menyerupai apa, dan ini jangan menjadi kebiasaan bangsa Indonesia, ini bahaya," lanjut Gus Miftah yang viral sesudah video dakwahnya di kawasan hiburan malam beredar di media sosial.
Gus Miftah menyebut ancaman bagi umat yang menafsirkan ayat Quran dengan sembarangan tanpa berbekal ilmu agama.
"Karena barangsiapa menafsirkan Quran dengan kemampuan akalnya, maka bersiap-siaplah mengambil kawasan duduknya dari api neraka. Itu aku punya kepentingan di situ," imbuhnya.
Dalam program ini, Gus Miftah bersama Kapolda DIY Irjen Pol Ahmad Dofiri mengajak anak yatim piatu berdoa bersama untuk kedamaian Indonesia. Doa bersama digelar di Pondok Pesantren Ora Aji.
Ratusan anak yatim piatu se-DIY mendoakan bangsa Indonesia kembali tenang dan hidup dalam kerukunan. Terlebih selama masa kampanye, Pemilu, hingga paska Pemilu 2019, kondisi bangsa Indonesia tampak terkotak-kotak.
Sumber detik.com
EmoticonEmoticon