
Bantul -Ada satu warung makan murah yang biasa menjadi langganan para mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Warung ini menjadi warung favorit bagi mahasiswa yang berkantong cekak.
Warung berjulukan Warung Rakyat Poer ini jadi langganan para mahasiswa yang sedang berguru di ISI. Warung makan ini milik Purwanto (46), berlokasi di Jalan Ali Maksum, Dusun Saraban, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, tepatnya di selatan kampus ISI.
Warung Benar-benar hemat dan murah. Bagaimana tidak, cukup merogoh kocek Rp 5 ribu saja mahasiswa bisa makan dan minum di warung tersebut.
Purwanto menyampaikan sudah mulai berjualan kuliner dan minuman semenjak tahun 1996. Pria yang kerap disapa Mas Pur ini, pada tahun 1996 berjualan di seberang warung miliknya ketika ini. Saat itu ia menjual sajian kuliner nasi goreng, mie instan dan beraneka minuman.
![]() |
"Terus tahun 1998 menunya saya tambah nasi sayur dan banyak sekali jenis kuliner rumahan, dan tahun 2000 gres pindah ke seberang ini (warungnya ketika ini) dan sudah tidak jualan nasi goreng lagi," katanya ketika ditemui di warung makannya, Dusun Saraban, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul, Kamis (28/3/2019).
Ia menceritakan warung makan miliknya mulai ramai dikunjungi mahasiswa sehabis kampus ISI Yogyakarta pindah ke kampus Sewon ketika ini. Pria yang sudah berjualan selaman 23 tahun ini menyebutkan sebelum kampus ISI pindah ke Kecamatan Sewon, warung makannya jarang ramai pengunjung.
"Kalau makan di sini (Warung Rakyat Poer) sistemnya prasmanan, jadi ngambil sendiri nasi dan lauknya, air putih juga. Tapi untuk minuman selain air putih pesan dulu," ucapnya.
"Harga? Di sini nasi pakai sayur Rp 4 ribu, kalau tambah lauk ya lebih, tergantung lauknya apa. Kalau nasi sayur sama telur ceplok Rp 7 ribu, pakai telur dadar setengah Rp 7 ribu dan telur dadar seperempat Rp 5.500. Minumnya es teh, es jeruk Rp 2.500, minuman sachet rasa-rasa Rp 3 ribu dan kalau air putih gratis," imbuhnya.
Ia melanjutkan, untuk sajian kuliner yang disajikan merupakan sajian kuliner rumahan ibarat sayur daun pepaya, sop, oseng-oseng tempe, lele goreng, mangut lele, ayam goreng, sate jamur krispi dan aneka gorengan. Selain itu, terdapat perbedaan antara harga nasi sayur dan nasi tanpa sayur.
"Jadi beda harga kalau nasi sayur dan nasi tanpa sayur atau hanya pakai kuah. Kalau nasi kuah Rp 3 ribu, nasi kuah pakai tempe goreng satu Rp 3500, kalau imbuh (nambah) nasi lagi dihitung beda, jadi sekali nambah bayar Rp 3 ribu lagi," ujarnya.
Purwanto mengakui bahwa harga kuliner murah yang ditawarkannya tidak menciptakan rugi. Bahkan, apabila ada harga salah satu materi kuliner yang naik ia tidak menaikkan harga sajian kuliner yang dijualnya.
"Ya harga segitu sudah untung meski sedikit-sedikit. Pokoknya ya tetap segitu aja harganya, kalau harga lombok naik harga kuliner juga nggak saya naikkan, dianggap saja kalau harga materi kuliner naik sebagai risiko jualan mas," katanya.
![]() |
Dari hasil jualan kuliner dan minuman tersebut, ia mengaku bisa mendapat penghasilan kotor Rp 1,3 juta setiap harinya. Penghasilan tersebut diperolehnya dari berjualan semenjak pagi hingga jam 2 siang. Sedangkan di hari Sabtu dan Minggu ia tidak berjualan.
"Jatahnya buka hingga jam 2 siang, tapi seringnya sebelum jam 2 sudah tutup sebab makanannya sudah habis semua," ucap Mas Pur panggilan akrabnya itu.
Salah satu pelanggan warung rakyat Poer, Bayu Wibawa (25) menyampaikan ia sudah sering makan di warung tersebut, tepatnya semenjak pertama masuk kuliah di tahun 2012. Bahkan, hingga ketika ini ia masih sering makan di warung tersebut.
"Tahu warung Mas Pur sebab dekat kampus, dan sehabis makan di situ ternyata harganya murah, terus jadi sering ke sini (warung rakyat Poer)," ungkapnya sembari menyantap kuliner yang gres saja diambilnya.
Selain murah, alasan Bayu mengakibatkan Warung Rakyat Poer sebagai langganan daerah makan ialah sebab tempatnya yang higienis dan jenis kuliner yang dijual cukup lengkap.
"Selain murah, masakannya juga enak, dan yang paling penting bisa menyesuaikan porsinya mau seberapa," ungkapnya disusul gelak tawa.
Sumber detik.com
EmoticonEmoticon