Showing posts with label EKONOMI. Show all posts
Showing posts with label EKONOMI. Show all posts

Thursday, March 19, 2020

DPR Masih Dengan Siaga Satu Virus Corona

slemanpos.com Masih ada saja Indonesia tidak terlalu takut dengan Virus Corona. Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang berkaitan tentang pembahasan mengenai DPR Masih Dengan Siaga Satu Virus Corona. Berikut ini akan kami berikan beberapa ulasan dan pembahasan yang berkaitan mengenai dewan perwakilan rakyat Masih Dengan Siaga Satu Virus Corona

Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni meminta pemerintah bergerak cepat mengantisipasi mewabahnya virus Corona masuk ke wilayah Indonesia melalui bandara udara maupun pelabuhan bahari.”Pemerintah disarankan tetapkan siaga satu dengan diikuti langkah-langkah kasatmata berupa melaksanakan pengecekan terhadap manusia, binatang, maupun barang yang masuk lewat banda maupun pelabuhan,” kata Sahroni dalam keterangannya, Rabu (29/1/2020).

Sahroni berpendapat, kalau perlu seluruh pesawat dan kapal yang transit maupun berlabuh di bandara serta pelabuhan Indonesia dilakukan penyemprotan disinfektan guna mengantisipasi terjadinya penyebaran virus Corona dari negara lain.”Kementerian Kesehatan, Ditjen Imigrasi, Bea cukai, dan Polri harus bersiaga dan bersinergi melakukan cegah tangkal jangan sampai ada orang, hewan maupun barang yang terindikasi membawa virus lolos masuk ke Indonesia,” ucap Sahroni.Menurut sahroni, yang tak kalah penting seluruh kepala daerah membuka keran informasi dan data terkait dinamika seputar penyebaran virus Corona di daerahnya masing-masing, sehingga mampu dengan gampang diakses oleh masyarakat. Tentu diikuti pula dengan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus Corona di wilayahnya masing-masing.”Di mana pusat informasinya, siapa-siapa pihak yang sanggup dihubungi, call center-nya, semua harus diinformasikan kepada masyarakat luas mengingat begitu berbahayanya virus ini,” tutur Sahroni.

Maksimalkan Peran Bhabinkamtibmas

Dalam kesempatan yang sama, Sahroni mengapresiasi langkah Polri melalui Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) yang aktif terlibat dalam sosialisasi dan pencegahan masuknya virus Corona.Sahroni menekankan, Polri harus memaksimalkan tugas Bhabinkamtibmas dalam upaya sosialisasi siaga virus Corona.”Semua Kapolda harus menginstruksikan jajarannya untuk memaksimalkan peran Bhabinkamtibmas. Sebagai unsur yang bersentuhan pribadi dengan masyarakat, Bhabinkamtibmas harus reaktif menyosialisasikan ancaman virus Corona,” pesan Sahroni.

“Ingatkan para pengurus RT untuk gencar mendata kesehatan warganya. Aktiflah bersinergi dengan unsur terkait ibarat Puskesmas ataupun rumah sakit di lingkungannya masing-masing,” tutur Sahroni.Pemerintah sendiri telah secara resmi mengeluarkan peringatan kunjungan atau travel warning bagi masyarakat untuk bepergian ke Provinsi Hubei, China.Travel warning dikeluarkan sehabis merebaknya masalah virus Corona di Kota Wuhan yang merupakan ibu kota Provinsi Hubei, China. Travel warning berlaku hingga ada keterangan resmi dari Pemerintah China atas keamanan di wilayahnya.

Read More

Indonesia Siap Gak Sih Hadapi Corona

slemanpos.com Yuk kita cek apa saja yang sudah Indonesia siapkan untuk mengatasi dan menghalau virus Corona di perbatasan Indonesia.Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang berkaitan tentang pembahasan mengenai Indonesia Siap Gak Sih Hadapi Corona Berikut ini akan kami berikan beberapa ulasan dan pembahasan yang berkaitan mengenai Indonesia Siap Gak Sih Hadapi Corona

Bupati Kapuas Hulu, Abang Muhammad Nasir mengingatkan warganya untuk berhati-hati dan mencurigai penyebaran virus Corona, bila berpergian ke negara tetangga Malaysia.”Kapuas Hulu berbatasan pribadi dengan Malaysia, jadi kita mesti mencurigai virus corona apalagi warga di Malaysia sudah ada yang terserang virus mematikan itu,” kata Nasir ditemui, di Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Selasa, dikutip dari Antara.Nasir menyampaikan, bila bepergian ke luar negeri sebaiknya memakai masker serta cek kesehatan untuk mengantisipasi sebaran virus corona.

Menurut beliau, lebih baik lagi jika kita membatasi diri untuk pergi ke luar negeri, sehingga tidak simpel terjangkit virus tersebut.”Kalau bisa batasilah ke Malaysia apalagi kita berada di perbatasan, kalau pun ke sana gunakan masker,” pinta Nasir.Nasir juga menyampaikan dirinya akan mengumpulkan dinas terkait untuk langkah dalam mengantisipasi penyebaran virus corona.Sementara itu, Kepala Puskesmas Badau perbatasan Indonesia-Malaysia, Kecamatan Badau wilayah Kapuas Hulu, dr Maria, pada Jumat (24/1) mengatakan bahwa warga perbatasan di Kecamatan Badau untuk tidak terlalu panik menyikapi virus corona.

Maria mengatakan, untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, pihaknya sudah melaksanakan dan melakukan langkah-langkah sesuai edaran dari Menteri Kesehatan.”Kami juga akan melakukan penyuluhan kesehatan tentang waspada virus corona yang melibatkan semua pihak di tempat perbatasan khususnya di Kecamatan Badau,” jelas Maria.Bahkan, lanjut Maria, setiap pasien batuk akan kami ajarkan budbahasa batuk dan kami juga bagikan masker di puskesmas.Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Pontianak, wilayah kerja Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau saat ini sedang meningkatkan kewaspadaan dalam mengantisipasi penyebaran virus Corona dari Wuhan-China, di pintu masuk perbatasan Indonesia-Malaysia, Kecamatan Badau wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat.

“Kami meningkatkan pengawasan terhadap alat angkut, orang dan barang dari negara terserang,” kata Koordinator KKP Wilayah Kerja PLBN Badau, Farid Ayumi, dihubungi Antara, dari Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Jumat (24/1).Farid memberikan pihaknya juga meningkatkan koordinasi dengan seluruh pihak seolah-olah Imigrasi, Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP),Bea Cukai, Karantina Pertanian, dan Karantina Ikan, di lingkungan pintu masuk negara PLBN Badau.

Read More

Akhirnya Indonesia Gagal Kebal COVID

slemanpos.com Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang berkaitan tentang pembahasan mengenai Akhirnya Indonesia Gagal Kebal COVID. Beberapa artikel yang akan kami sajikan untuk anda kali ini ,bisa sangat membantu apabila anda ingin mencari informasi yang berikaitan mengenai Akhirnya Indonesia Gagal Kebal COVID

“Kami tak terkejut dengan pengumuman ini dan kami mengantisipasi munculnya masalah-masalah lagi di hari-hari ke depan ini. Deteksi dini kasus dan kepastian [hasil uji] laboratorium sangat penting,” kata perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr N. Paranietharan, dalam keterangan hari Senin (02/03).”Covid-19 biasanya menimbulkan penyakit ringan dan [jika menyerang] anak-anak diketahui tidak berkembang menjadi penyakit yang parah,” kata Dr Paranietharan.Ia menjelaskan ada kemungkinan lebih besar bisul berubah menjadi penyakit parah kalau virus menyerang orang-orang di atas 60 tahun dan yang punya penyakit lain seolah-olah diabetes dan penyakit jantung.Ia kembali mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan dengan lebih sering mencuci tangan dan menutup ekspresi dan hidung ketika batuk dan bersin.

Sebelumnya, seorang dokter menyatakan pemerintah perlu mengubah mekanisme operasi standar dalam penanganan wabah virus corona sehabis dua warga Indonesia terkonfirmasi tertular Covid-19, menurut seorang dokter.Sementara, Kementerian Kesehatan menekankan bahwa langkah-langkah yang diambil selama ini sudah benar dan akan terus dilanjutkan, sambil mengimbau masyarakat untuk menjaga daya tahan badan.Dua warga Depok, Jawa Barat pada hari Senin (02/03) dikonfirmasi terinfeksi virus corona dan sedang menjalani perawatan di dalam ruang isolasi di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta.Mereka diketahui adalah seorang perempuan berusia 64 tahun dan putrinya yang berusia 31 tahun.Pasien yang muda itu sebelumnya telah kontak pribadi dengan seorang warga negara Jepang yang terkonfirmasi mengidap Covid-19 setelah kembali ke Malaysia, kawasan ia berdomisili.

Agus Dwi Sutanto, Ketua Pengurus Harian Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, menyampaikan bahwa perkembangan ini harus ditanggapi dengan memperluas ruang gerak penelusuran orang yang telah berinteraksi dengan pasien yang positif terinfeksi demi meningkatkan efektivitias pendeteksian dan penanganan masalah.”Tentunya ketika ini harus ada revisi, atau perubahan, ketika sudah ada masalah di negara kita. SOP kemarin sebagian besar yaitu kalau masalah-masalah itu orang-orang yang berasal dari luar negeri atau negara terjangkit,” kata Agus Senin (02/03).”Ada mungkin perubahan yang harus dilakukan dari kriteria definisi kasus, terutama pada kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), atau di luar negeri namanya suspect, dan Orang Dalam Pemantauan (ODP), atau person under investigation. Tentu ini harus dilakukan revisi alasannya yakni dikala ini ada masalah di wilayah Jakarta dan sekitarnya,” tambahnya.

Kriteria pemeriksaan sebelumnya terbatas pada pasien yang memperlihatkan tanda-tanda-gejala mirip batuk, pilek, sakit tenggorokan, demam disertai dengan pneumonia dan riwayat bepergian ke negara terjangkit, atau kontak di negara terserang.”Saat ini negara kita sudah ada perkara, tentunya definisinya harus direvisi sedikit bahwa orang-orang yang mempunyai tanda-tanda ISPA [bisul jalan masuk pernapasan] dan memiliki riwayat kontak dengan orang-orang yang terkonfirmasi tadi, itu harus masuk kategori Pasien Dalam Pengawasan,” kata Agus.Agus mengatakan bahwa pihak sentra melalui Kementerian Kesehatan maupun, pada tingkat regional, yaitu Dinas-dinas Kesehatan, harus secara aktif melacak orang-orang yang sudah ada kontak dengan pasien yang terinfeksi.

Ia memperingatkan jumlah pasien dapat meningkat.”Kemungkinan [jumlah yang terinfeksi] akan bertambah, sebab dia [pasien yang terinfeksi] udah berkontak dengan banyak orang. Sekarang tinggal kontak eratnya itu yang harus diperiksa, untuk memastikan mereka terinfeksi atau tidak,” jelas Agus.Secara global, sekitar 86.000 orang telah terinfeksi di lebih dari 50 negara.Lebih dari 3.000 orang meninggal dunia – sebagian besar di provinsi Hubei, China, daerah wabah itu bermula pada Desember lalu.’Tidak ada perubahan’ prosedur.Kasus Covid-19 pertama di Indonesia diungkap oleh Presiden Joko Widodo, yang bersama dengan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pada hari Senin (02/03), menyelenggarakan konferensi pers di Istana Negara.Pada kesempatan itu, Jokowi menekankan bahwa pemerintah sejak awal sudah sudah meningkatkan kesiagaan, termasuk menjalankan SOP sesuai standar internasional, serta mengalokasikan anggaran untuk menangani wabah dan membentuk tim campuran yang diantaranya terdiri dari TNI, Polri, pihak sipil dan pihak terkait lainnya.


“Sejak awal, pemerintah ini benar-benar mempersiapkan. Persiapan, misalnya rumah sakit, lebih dari 100 rumah sakit yang siap dengan ruang isolasi mengenai virus corona dengan standar isolasi yang baik. Kita juga memiliki peralatan yang memadai sesuai standar internasional,” kata Jokowi.Setelah pertemuan dengan Jokowi, Menkes Terawan mengunjungi kedua pasien yang sedang dirawat di RSPI Sulianto Saroso.Ia mengatakan bahwa kedua pasien sudah dalam “keadaan baik” dan menegaskan pemerintah tidak akan mengisolasi atau menghentikan kegiatan di Depok sebagaimana yang dilakukan pemerintah China di Wuhan.Terawan menegaskan bahwa pemerintah sejauh ini sudah melaksanakan prosedur yang sesuai dalam menanggapi wabah, terbukti dengan kemampuan Indonesia mendeteksi kasus pertama ini.

“Berarti kita sudah benar yang kita lakukan. Langkah-langkah kita sudah sempurna selama ini,” terperinci Terawan.Prosedur akan terus berjalan tanpa perubahan, tambahnya, sambil mengimbau masyarakat untuk menjaga kondisi kesehatan.”Ya tetap nomor satu menjaga imunitas badan kita juga. Ndak ada perubahannya. Semua kita lakukan. Penguatan juga kita lakukan, di bandara tetap kita awasi, kita waspadai. Kan ini memang kasus yang tidak kelihatan, kecuali dia batuk, panas, ada demam gitu yah tertangkap tangan. Tapi kalau ia ndak ada demam atau batuk, pilek yang dicurigai, ndak bisa tertangkap tangan. Gimana caranya?” ujar Terawan.Ia mengaku pengawasan terhadap orang-orang yang telah kontak dengan pasien yang positif Covid-19 telah dilaksanakan dan memang tidak dirawat di rumah sakit kalau tidak menunjukkan gelaja.

Terawan menjelaskan bahwa dua pasien yang sedang di rawat tinggal di rumah dengan dua orang lain. Dua orang itu tidak menunjukkan tanda-tanda.”Tidak semua yang kontak eksklusif akan terinfeksi. Close contact pun belum tentu terinfeksi, apalagi yang jauh-jauhan,” kata Terawan.

Depok tingkatkan kesiagaan

Sementara itu, Walikota Depok Mohammad Idris mengatakan akan membentuk tim untuk pengawasan dan pengendalian wabah.Tim itu, kata Idris, akan memantau dua orang yang tinggal di rumah bersama pasien serta rumah-rumah di wilayah sekitarnya.Di antara langkah jawaban lainnya, ungkapnya, juga termasuk meningkatkan koordinasi antara puskesmas dan rumah sakit dengan pihak kelurahan dan kecamatan.Kedua pasien yang terpapar sebelumnya berobat ke RS Mitra Keluarga di Kota Depok sebelum dirujuk ke RSPI di Jakarta.

Idris mengatakan bahwa 71 tenaga medis RS Mitra Keluarga itu yang berinteraksi dengan pasien telah diminta untuk tinggal di rumah sebagai langkah antisipasi.”Ini untuk sementara, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan, [mereka] dirumahkan oleh pihak rumah sakit. Nanti akan dilakukan investigasi, pendataan juga rumahnya dimana, lantaran bisa saja dia orang Jakarta, Bogor maupun Bekasi, untuk dipantau dan berkordinasi dengan pihak pegawapemerintah setempat, termasuk dinas kesehatan setempat,” kata Idris.Kedepan, sebut Idris, pihaknya akan meningkatkan sosialisasi dan juga mendata kondisi warga Depok.

Read More

Tes Virus Corona Di RS Mitra Keluarga Depok

slemanpos.com Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang berkaitan tentang pembahasan mengenai Tes Virus Corona Di RS Mitra Keluarga Depok. Beberapa artikel yang akan kami sajikan untuk anda kali ini ,bisa sangat membantu apabila anda ingin mencari informasi yang berikaitan mengenai Tes Virus Corona Di RS Mitra Keluarga Depok. Dan dalam kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang membahas dan mengulas mengenai Tes Virus Corona Di RS Mitra Keluarga Depok

Warga Depok merasa khawatir usah Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengumumkan dua warganya positif virus corona, apalagi ditambah penegasan oleh Menteri Kesehatan Terawan bahwa kedua pasien tersebut berdomisili di Depok.

1. Pasien mendaftarkan dan mengusut diri di serpihan asesmen

Cukup 15 menit untuk bisa memeriksakan diri perihal gejala awal yang dialami. Awalnya, bagi pasien gres di rumah sakit tersebut diminta untuk mendaftarkan diri di loket online.Pasien diminta mengisi identitas diri untuk selanjutnya diperiksa tekanan darah, gejala, berat tubuh, dan suhu tubuh oleh perawat. Setelah diperiksa, suhu tubuh saya 36,5 artinya masih normal namun ada tanda-tanda batuk dan demam.

2. Pasien mengisi formulir pernyataan kesehatan waspada COVID-19

Sebelum ke ruangan dokter, pasien diminta untuk mengisi formulir pernyataan kesehatan waspada COVID-19. Pasien diminta menjawab beberapa pertanyaan, di antaranya gejala yang dialami, pernah bepergian ke luar negeri, dan kontak dengan pasien positif virus COVID 19.Setelah mengisi formulir, pasien diarahkan ke ruangan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dalam formulir tersebut, saya menyatakan tak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri dan kontak dengan pasien positif virus COVID-19.

3. Pasien diperiksa fisik

Untuk mendapatkan diagnosis terhadap kondisi pasien dan menentukan rencana pengobatan, pasien dicek fisik, menyerupai pengecap, hidung, dan dada.“Suhu tubuh kamu normal, tidak merokok, menurut gejala yang dialami saya tidak mau menyimpulkan jauh dari penyakit biasa, tapi tetap saya akan beri obat untuk demam dan batuknya,” kata dokter Nirmala.

4. Dokter mengingatkan untuk tidak panik hingga rajin basuh tangan

Ia kemudian memberi resep dan meminta semoga kembali setelah tiga hari pengobatan kalau tidak ada perubahan yang berarti.“Jaga kesehatan, minum air putih minimal satu liter per hari, rajin basuh tangan dan menggunakan masker jika bekerja di luar ruangan,” ucap dokter umum itu.Dokter juga berpesan untuk tidak terlalu panik berlebihan, agar tidak menjadi sugesti yang akhirnya dapat menurunkan imun tubuh. Segera berobat bila ada tanda-tanda yang mencurigakan.Pasien akan dikenakan biaya untuk menebus resep obat dokter. Sementara untuk pemeriksaannya gratis, alias tidak dikenakan biaya, karena saya dipastikan sehat dan tak punya riwayat Jbepergian ke luar negeri atau kontak dengan pasien positif virus COVID-19.

5. Pasien akan ditentukan dalam kategori pengawasan atau pemantauan

Jika sakit berkelanjutan, pihak rumah sakit akan melapor kepada dinas kesehatan kabupaten atau kota. Yang kemudian akan diteruskan kepada tim mahir di rumah sakit yang telah ditunjuk pemerintah untuk menangani pasien COVID-19.Nantinya, tim hebat itulah yang menentukan apakah pasien masuk kategori pengawasan atau pemantauan.Jika masuk kategori pemantauan, pasien dibolehkan pulang dan akan mendapatkan pantauan dari Puskesmas maupun dinkes kabupaten atau kota. Selama 14 hari itu dipantau dan petugas Puskesmas maupun dinas akan datang mengusut. Kalau terjadi kondisi semakin menurun, akan masuk ke pengawasan.

1. Warga minta Pemkot Depok mengeluarkan keterangan resmi

Ibu itu meminta pemkot Depok segera mengeluarkan keterangan resmi yang menyatakan bahwa warga kompleks dalam keadaan sehat.“Yang kami butuhkan kasatmata Pak, segera keluarkan keterangan dari Pemkot Depok bahwa warga SAI dalam kondisi sehat,” ungkapnya.“Kalau bisa hari ini Pak supaya besok kita mampu bekerja. Kalau enggak, besok kita minta kiriman makan,” kelakarnya.

2. Warga mengeluh diistirahatkan kantor 14 hari

Senada dengan ibu tersebut, seorang warga berjulukan Bambang juga mengaku kecewa dengan pemberitaan yang mengekspos kompleks mereka. Akibat info tersebut, ia diistirahatkan oleh kantornya selama 14 hari.“Saya diminta untuk hidup sehat di rumah, olahraga, apabila ada pilek batuk saya lapor, dalam 14 hari saya baru akan diperiksa dan boleh masuk kantor,” kata Bambang.Ia berharap Pemkot Depok dan media untuk kembali membantu menggiring opini masyarakat bahwa mereka dalam keadaan sehat.“Jangan hingga kami melangkah keluar sesudah tahu kami orang SAI, keluar pada minggir semua. Kaprikornus kami mohon ke Pemerintah Depok dan pers di sini kami baik-baik saja,” ucap beliau.

3. Bahkan ada seorang anak yang dirundung dikala sekolah

Berbeda dengan Bambang, seorang ibu menangis sambil curhat. Ibu itu mengatakan anaknya mengalami perundungan di sekolahnya. Teman sekelasnya menjauhi si anak lantaran takut terserang virus corona.“Sebisa mungkin saya menjelaskan ke anak saya untuk tetap besar lengan berkuasa, tetap sekolah. Saya selalu tenangkan ia setelah dia pulang dari sekolahnya,” curhat si ibu.Ia meminta kepada Pemkot untuk segera mengambil tindakan, menyosialisasikan terkait status warga kompleks kepada sekolah-sekolah semoga tidak terjadi perundungan kepada anak kompleks tersebut.

4. Pemkot Depok akan terus memonitoring kesehatan warga

Sekda Depok Hardiono mengimbau warga semoga tetap tenang dan tidak panik, Pemkot akan segera memberi keterangan resmi terkait status warganya. Hardiono menyampaikan, pihak Pemkot Depok bersama Dinas Kesehatan akan terus memonitoring kesehatan warga di sekitar rumah ibu dan anak itu.Nantinya, ada petugas Puskesmas yang siap melayani di sekitar lokasi.Ia juga menegaskan Pemkot Depok telah membentuk crisis center virus corona dan tim hebat di bidang medis, untuk mengkaji dan mendalami penanganan kasus virus corona di Depok.”Ada ahli di bidang medis yang pertama gabung dokter spesialis paru, spesialis dalam, spesialis anak, laboratorium, dan epidemologi untuk berikan kejelasan dan penahanan perkara,” uap Hardiono.

Read More