slemanpos.com Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang berkaitan tentang pembahasan mengenai Tes Virus Corona Di RS Mitra Keluarga Depok. Beberapa artikel yang akan kami sajikan untuk anda kali ini ,bisa sangat membantu apabila anda ingin mencari informasi yang berikaitan mengenai Tes Virus Corona Di RS Mitra Keluarga Depok. Dan dalam kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang membahas dan mengulas mengenai Tes Virus Corona Di RS Mitra Keluarga Depok
Warga Depok merasa khawatir usah Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengumumkan dua warganya positif virus corona, apalagi ditambah penegasan oleh Menteri Kesehatan Terawan bahwa kedua pasien tersebut berdomisili di Depok.
1. Pasien mendaftarkan dan mengusut diri di serpihan asesmen
Cukup 15 menit untuk bisa memeriksakan diri perihal gejala awal yang dialami. Awalnya, bagi pasien gres di rumah sakit tersebut diminta untuk mendaftarkan diri di loket online.Pasien diminta mengisi identitas diri untuk selanjutnya diperiksa tekanan darah, gejala, berat tubuh, dan suhu tubuh oleh perawat. Setelah diperiksa, suhu tubuh saya 36,5 artinya masih normal namun ada tanda-tanda batuk dan demam.
Cukup 15 menit untuk bisa memeriksakan diri perihal gejala awal yang dialami. Awalnya, bagi pasien gres di rumah sakit tersebut diminta untuk mendaftarkan diri di loket online.Pasien diminta mengisi identitas diri untuk selanjutnya diperiksa tekanan darah, gejala, berat tubuh, dan suhu tubuh oleh perawat. Setelah diperiksa, suhu tubuh saya 36,5 artinya masih normal namun ada tanda-tanda batuk dan demam.
2. Pasien mengisi formulir pernyataan kesehatan waspada COVID-19
Sebelum ke ruangan dokter, pasien diminta untuk mengisi formulir pernyataan kesehatan waspada COVID-19. Pasien diminta menjawab beberapa pertanyaan, di antaranya gejala yang dialami, pernah bepergian ke luar negeri, dan kontak dengan pasien positif virus COVID 19.Setelah mengisi formulir, pasien diarahkan ke ruangan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dalam formulir tersebut, saya menyatakan tak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri dan kontak dengan pasien positif virus COVID-19.
Sebelum ke ruangan dokter, pasien diminta untuk mengisi formulir pernyataan kesehatan waspada COVID-19. Pasien diminta menjawab beberapa pertanyaan, di antaranya gejala yang dialami, pernah bepergian ke luar negeri, dan kontak dengan pasien positif virus COVID 19.Setelah mengisi formulir, pasien diarahkan ke ruangan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dalam formulir tersebut, saya menyatakan tak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri dan kontak dengan pasien positif virus COVID-19.
3. Pasien diperiksa fisik
Untuk mendapatkan diagnosis terhadap kondisi pasien dan menentukan rencana pengobatan, pasien dicek fisik, menyerupai pengecap, hidung, dan dada.“Suhu tubuh kamu normal, tidak merokok, menurut gejala yang dialami saya tidak mau menyimpulkan jauh dari penyakit biasa, tapi tetap saya akan beri obat untuk demam dan batuknya,” kata dokter Nirmala.
Untuk mendapatkan diagnosis terhadap kondisi pasien dan menentukan rencana pengobatan, pasien dicek fisik, menyerupai pengecap, hidung, dan dada.“Suhu tubuh kamu normal, tidak merokok, menurut gejala yang dialami saya tidak mau menyimpulkan jauh dari penyakit biasa, tapi tetap saya akan beri obat untuk demam dan batuknya,” kata dokter Nirmala.
4. Dokter mengingatkan untuk tidak panik hingga rajin basuh tangan
Ia kemudian memberi resep dan meminta semoga kembali setelah tiga hari pengobatan kalau tidak ada perubahan yang berarti.“Jaga kesehatan, minum air putih minimal satu liter per hari, rajin basuh tangan dan menggunakan masker jika bekerja di luar ruangan,” ucap dokter umum itu.Dokter juga berpesan untuk tidak terlalu panik berlebihan, agar tidak menjadi sugesti yang akhirnya dapat menurunkan imun tubuh. Segera berobat bila ada tanda-tanda yang mencurigakan.Pasien akan dikenakan biaya untuk menebus resep obat dokter. Sementara untuk pemeriksaannya gratis, alias tidak dikenakan biaya, karena saya dipastikan sehat dan tak punya riwayat Jbepergian ke luar negeri atau kontak dengan pasien positif virus COVID-19.
Ia kemudian memberi resep dan meminta semoga kembali setelah tiga hari pengobatan kalau tidak ada perubahan yang berarti.“Jaga kesehatan, minum air putih minimal satu liter per hari, rajin basuh tangan dan menggunakan masker jika bekerja di luar ruangan,” ucap dokter umum itu.Dokter juga berpesan untuk tidak terlalu panik berlebihan, agar tidak menjadi sugesti yang akhirnya dapat menurunkan imun tubuh. Segera berobat bila ada tanda-tanda yang mencurigakan.Pasien akan dikenakan biaya untuk menebus resep obat dokter. Sementara untuk pemeriksaannya gratis, alias tidak dikenakan biaya, karena saya dipastikan sehat dan tak punya riwayat Jbepergian ke luar negeri atau kontak dengan pasien positif virus COVID-19.
5. Pasien akan ditentukan dalam kategori pengawasan atau pemantauan
Jika sakit berkelanjutan, pihak rumah sakit akan melapor kepada dinas kesehatan kabupaten atau kota. Yang kemudian akan diteruskan kepada tim mahir di rumah sakit yang telah ditunjuk pemerintah untuk menangani pasien COVID-19.Nantinya, tim hebat itulah yang menentukan apakah pasien masuk kategori pengawasan atau pemantauan.Jika masuk kategori pemantauan, pasien dibolehkan pulang dan akan mendapatkan pantauan dari Puskesmas maupun dinkes kabupaten atau kota. Selama 14 hari itu dipantau dan petugas Puskesmas maupun dinas akan datang mengusut. Kalau terjadi kondisi semakin menurun, akan masuk ke pengawasan.
Jika sakit berkelanjutan, pihak rumah sakit akan melapor kepada dinas kesehatan kabupaten atau kota. Yang kemudian akan diteruskan kepada tim mahir di rumah sakit yang telah ditunjuk pemerintah untuk menangani pasien COVID-19.Nantinya, tim hebat itulah yang menentukan apakah pasien masuk kategori pengawasan atau pemantauan.Jika masuk kategori pemantauan, pasien dibolehkan pulang dan akan mendapatkan pantauan dari Puskesmas maupun dinkes kabupaten atau kota. Selama 14 hari itu dipantau dan petugas Puskesmas maupun dinas akan datang mengusut. Kalau terjadi kondisi semakin menurun, akan masuk ke pengawasan.
1. Warga minta Pemkot Depok mengeluarkan keterangan resmi
Ibu itu meminta pemkot Depok segera mengeluarkan keterangan resmi yang menyatakan bahwa warga kompleks dalam keadaan sehat.“Yang kami butuhkan kasatmata Pak, segera keluarkan keterangan dari Pemkot Depok bahwa warga SAI dalam kondisi sehat,” ungkapnya.“Kalau bisa hari ini Pak supaya besok kita mampu bekerja. Kalau enggak, besok kita minta kiriman makan,” kelakarnya.
Ibu itu meminta pemkot Depok segera mengeluarkan keterangan resmi yang menyatakan bahwa warga kompleks dalam keadaan sehat.“Yang kami butuhkan kasatmata Pak, segera keluarkan keterangan dari Pemkot Depok bahwa warga SAI dalam kondisi sehat,” ungkapnya.“Kalau bisa hari ini Pak supaya besok kita mampu bekerja. Kalau enggak, besok kita minta kiriman makan,” kelakarnya.
2. Warga mengeluh diistirahatkan kantor 14 hari
Senada dengan ibu tersebut, seorang warga berjulukan Bambang juga mengaku kecewa dengan pemberitaan yang mengekspos kompleks mereka. Akibat info tersebut, ia diistirahatkan oleh kantornya selama 14 hari.“Saya diminta untuk hidup sehat di rumah, olahraga, apabila ada pilek batuk saya lapor, dalam 14 hari saya baru akan diperiksa dan boleh masuk kantor,” kata Bambang.Ia berharap Pemkot Depok dan media untuk kembali membantu menggiring opini masyarakat bahwa mereka dalam keadaan sehat.“Jangan hingga kami melangkah keluar sesudah tahu kami orang SAI, keluar pada minggir semua. Kaprikornus kami mohon ke Pemerintah Depok dan pers di sini kami baik-baik saja,” ucap beliau.
Senada dengan ibu tersebut, seorang warga berjulukan Bambang juga mengaku kecewa dengan pemberitaan yang mengekspos kompleks mereka. Akibat info tersebut, ia diistirahatkan oleh kantornya selama 14 hari.“Saya diminta untuk hidup sehat di rumah, olahraga, apabila ada pilek batuk saya lapor, dalam 14 hari saya baru akan diperiksa dan boleh masuk kantor,” kata Bambang.Ia berharap Pemkot Depok dan media untuk kembali membantu menggiring opini masyarakat bahwa mereka dalam keadaan sehat.“Jangan hingga kami melangkah keluar sesudah tahu kami orang SAI, keluar pada minggir semua. Kaprikornus kami mohon ke Pemerintah Depok dan pers di sini kami baik-baik saja,” ucap beliau.
3. Bahkan ada seorang anak yang dirundung dikala sekolah
Berbeda dengan Bambang, seorang ibu menangis sambil curhat. Ibu itu mengatakan anaknya mengalami perundungan di sekolahnya. Teman sekelasnya menjauhi si anak lantaran takut terserang virus corona.“Sebisa mungkin saya menjelaskan ke anak saya untuk tetap besar lengan berkuasa, tetap sekolah. Saya selalu tenangkan ia setelah dia pulang dari sekolahnya,” curhat si ibu.Ia meminta kepada Pemkot untuk segera mengambil tindakan, menyosialisasikan terkait status warga kompleks kepada sekolah-sekolah semoga tidak terjadi perundungan kepada anak kompleks tersebut.
Berbeda dengan Bambang, seorang ibu menangis sambil curhat. Ibu itu mengatakan anaknya mengalami perundungan di sekolahnya. Teman sekelasnya menjauhi si anak lantaran takut terserang virus corona.“Sebisa mungkin saya menjelaskan ke anak saya untuk tetap besar lengan berkuasa, tetap sekolah. Saya selalu tenangkan ia setelah dia pulang dari sekolahnya,” curhat si ibu.Ia meminta kepada Pemkot untuk segera mengambil tindakan, menyosialisasikan terkait status warga kompleks kepada sekolah-sekolah semoga tidak terjadi perundungan kepada anak kompleks tersebut.
4. Pemkot Depok akan terus memonitoring kesehatan warga
Sekda Depok Hardiono mengimbau warga semoga tetap tenang dan tidak panik, Pemkot akan segera memberi keterangan resmi terkait status warganya. Hardiono menyampaikan, pihak Pemkot Depok bersama Dinas Kesehatan akan terus memonitoring kesehatan warga di sekitar rumah ibu dan anak itu.Nantinya, ada petugas Puskesmas yang siap melayani di sekitar lokasi.Ia juga menegaskan Pemkot Depok telah membentuk crisis center virus corona dan tim hebat di bidang medis, untuk mengkaji dan mendalami penanganan kasus virus corona di Depok.”Ada ahli di bidang medis yang pertama gabung dokter spesialis paru, spesialis dalam, spesialis anak, laboratorium, dan epidemologi untuk berikan kejelasan dan penahanan perkara,” uap Hardiono.
Sekda Depok Hardiono mengimbau warga semoga tetap tenang dan tidak panik, Pemkot akan segera memberi keterangan resmi terkait status warganya. Hardiono menyampaikan, pihak Pemkot Depok bersama Dinas Kesehatan akan terus memonitoring kesehatan warga di sekitar rumah ibu dan anak itu.Nantinya, ada petugas Puskesmas yang siap melayani di sekitar lokasi.Ia juga menegaskan Pemkot Depok telah membentuk crisis center virus corona dan tim hebat di bidang medis, untuk mengkaji dan mendalami penanganan kasus virus corona di Depok.”Ada ahli di bidang medis yang pertama gabung dokter spesialis paru, spesialis dalam, spesialis anak, laboratorium, dan epidemologi untuk berikan kejelasan dan penahanan perkara,” uap Hardiono.
EmoticonEmoticon