
Wonogiri -Sebanyak empat orang pegiat literasi berjalan kaki dari Wonogiri menuju Jakarta. Mereka bakal menempuh jarak sekitar 578 kilometer.
"Kami mulai berjalan kaki hari ini, start dari Alun-alun Giri Krida Bakti Wonogiri, nanti finish di Monas Jakarta sekitar tanggal 15-16 Agustus," ungkap Wahyudi, salah satu pegiat literasi kepada detikcom, Selasa (23/7/2019) siang.
Kegiatan itu sengaja ditempuh untuk memperingati Hari Anak Nasional (HAN) sekaligus menyambut HUT RI ke 74. Keempat cowok pegiat literasi yang berjalan kaki ke Jakarta, ialah Wahyudi, Pancoko (Mas Koko), Triyoni (Ryon) dan Agus Mursidi dari Rembang. Sesaat sebelum berangkat dilakukan doa bersama di Pondok Pesantren Santri Manjung, Wonogiri.
Diperkirakan empat pegiat literasi yang kesehariannya menjadi pengelola taman baca, pengelola pustaka bergerak, wirausaha itu akan menempuh jarak 578 kilometer. Rute yang akan diambil ialah melalui jalur utara. Setiap 30 kilometer akan berhenti di taman baca di kota yang mereka singgahi untuk melaksanakan acara literasi.
"Kegiatan menyerupai diskusi, mendongeng dan acara literasi lainnya. Jalan kaki kami pilih biar sanggup mengetahui pribadi kondisi taman bacaan di beberapa kota sekaligus sharing dengan waktu yang lebih longgar," terang Wahyudi.
Ditargetkan dikala berada di Jakarta, tepatnya di Monas, akan bertemu dengan para pegiat literasi dari banyak sekali kota di Jakarta dan sekitarnya. Mereka akan berdiskusi soal pengembangan literasi dan kesannya akan diserahkan kepada Presiden RI Jokowi. Harapannya agenda Free Cargo Literacy atau pengiriman materi bacaan bebas biaya sanggup dilanjutkan untuk mendukung acara membaca masyarakat.
Selain berjalan kaki, berkegiatan literasi di setiap kota yang disinggahi, empat cowok ini juga melaksanakan penggalangan dana untuk taman baca, pustaka bergerak, dan komunitas literasi yang ada di Wonogiri dengan berjualan kaos. Mereka hanya berjalan kaki kala siang, malam harinya dipakai beristirahat menumpang di taman baca masyarakat.
"Untuk persiapan, hanya pakaian dan PPPK. Alat makan kami pilih yang bukan dari plastik, dari bambu. Kalau persiapan fisik ya dengan olahraga lari setiap hari. Soal biaya, selain dari kantong pribadi juga ada dari teman-teman komunitas," beber dia.
Sumber detik.com
EmoticonEmoticon