
Jakarta -Setara Institute melaksanakan penelitian di 10 perguruan tinggi tinggi negeri (PTN) di Indonesia. Setara menemukan adanya gerakan dan perihal kelompok Islam eksklusif.
"Bahwa di banyak sekali kampus masih berkembang kelompok perihal dan gerakan keislaman eksklusif. Makara jangan dibayangkan besar mobilisasi sumber daya kita termasuk sumber daya pemerintah misalkan lewat pelembagaan BPIP, dengan pembubaran HTI, dan seterusnya itu meredam sepenuhnya. Itu tidak. Karena ditemukan ada semacam ketertiban, tapi di bawah sebenernya masih terus berlangsung," kata Direktur Riset Setara Institute Halili.
Pernyataan ini disampaikan dalam diskusi media bertajuk 'Membaca Peta Wacana dan Gerakan Keagamaan di Perguruan Tinggi Negeri di Hotel Ibis Tamarin, Jalan KH Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (31/5/2019).
"Kedua, pembubaran HTI merupakan satu catatan, tapi pembubaran HTI tidak menghapus saya kira ideologi kanan. Tapi sudah saya katakan, ideologi kanan yang kontra dengan Pancasila, sudah saya katakan 2 proses transformasi. Yang pertama mereka menyusup atau yang kedua simpul mereka digunakan. Sama-sama membahayakan, di permukaan tampak menyerupai tidak beraktivitas, tapi di bawah tanah mereka terus bergerilya," papar Halili.
Setara memakai metode penelitian kualitatif. Salah satu temuan penting dari 13 temuan penelitian ialah adanya kegiatan keislaman yang homogen dan belum mengakomodir kelompok Islam lain.
"Corak kegiatan keislaman di sebagian besar kampus bekerjsama monolitik, cenderung homogen, belum mengakomodir kegiatan kelompok-kelompok lain sesama Islam. Hal itu terlihat dari dominasi kegiatan keislaman tertentu yang diakomodir oleh forum struktural kemahasiswaan," papar Halili.
Halili mengapresiasi salah satu kampus yakni UGM yang merestrukturisasi pengelola masjid kampus. Hasilnya, para narasumber mengisi kegiatan di masjid lebih bermacam-macam dan moderat.
"UGM juga merestrukturisasi pengelolaan masjid kampus UGM dan memposisikannya langsung di bawah rektorat. Hasilnya latar belakang keislaman para narasumber yang mengisi kegiatan keislaman di masjid kampus lebih bermacam-macam dan lebih moderat," imbuh dia.
Setara Institute berharap negara memperlihatkan perhatian terhadap fenomena gerakan dan perihal kelompok Islam eksklusif. Salah satunya perhatian kepada para rektor kampus.
"Inisiatif di beberapa kampus menandakan betapa negara harus memperlihatkan perhatian serius pada pejabat kunci terutama rektor di kampus-kampus itu," pungkasnya.
Sumber detik.com
EmoticonEmoticon