Sunday, September 15, 2019

Bahas Penolakaan Uu Kpk, Gawai Dosen Ugm Kena Hack

Bahas Penolakaan UU KPK, Gawai Dosen UGM Kena HackFoto: Pradito Rida Pertana/detikcom

Yogyakarta -Pembahasan terkait penolakan Revisi Undang-undang KPK melalui grup WhatsApp (WA) oleh aliansi dosen di UGM sempat ada yang melaksanakan hacking. Salah satunya gawai milik Rimawan Pradiptyo. Karena itu, dosen UGM meminta pihak terkait menjaga demokrasi dengan menghentikan agresi hacking tersebut.

Seperti gawai milik Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Rimawan Pradiptyo. Ia mengaku tidak sanggup mengakses WA. Bahkan, tanpa sepengetahuannya, akun WA miliknya berbagi broadcast berisi pesan pertolongan terhadap RUU KPK.

Rimawan mengatakan, awal mula insiden itu dikala ia berkoordinasi dengan salah satu dosen di UGM untuk menciptakan gerakan menolak RUU KPK. Selanjutnya, ilham tersebut ia lemparkan ke 2 grup WA dan teman-teman di gerakan antikorupsi lintas kampus.

"Dan mulai menyebar ke UI, ITB, Undip, UII dan hingga ada 33 (dukungan untuk menolak RUU KPK). Terus pada tanggal 10 September itu sebelum jam 4, tiba-tiba WA saya tidak sanggup dipakai, ada notifikasi 2 kali sms dan habis itu tidak sanggup digunakan lagi, ya sudah WA saya kena hack, telegram kena hack," katanya dikala ditemui di Gedung Pusat UGM, Sleman, Minggu (15/9/2019).

Selanjutnya, Rimawan mendapat informasi jikalau akun WA-nya berbagi pesan berisi pertolongan terhadap RUU KPK. Padahal, ia sama sekali tidak pernah melaksanakan hal tersebut.

"Saya sanggup informasi banyak kalau dari nomor saya itu tersebar kegiatan atau pendapat atau pun sharing website yang bergotong-royong bertentangan dengan apa yang saya perjuangkan," katanya.

"Yang tersebar itu mendukung revisi (UU KPK), dan semuanya jadi geger, sahabat kampus dan teman-teman di aliansi kampus banyak yang telpon saya, tapi posisi saya tidak sanggup apa-apa alasannya belum ganti nomor telepon," imbuh Rimawan.

Mengetahui hal tersebut, Rimawan lantas mengganti nomor telepon dan melaksanakan konsolidasi dengan rekan-rekannya di kampus maupun di aliansi penolak RUU KPK UGM. Namun, sehabis itu ia mendapat insiden tak mengenakkan kembali.

"Setelah saya ganti nomor, kita konsolidasi lagi. Hari berikutnya itu banyak yang telepon dari luar negeri, menyerupai dari Amerika, Inggris, Irlandia kepada teman-teman terutama PIC dari universitas lain, tapi kalau diterima (panggilan telepon) itu tidak ada suarannya, ini yang menarik," ucapnya.

Rimawan tidak mau menuduh pihak mana yang telah meretas gawainya, namun ia berharap pihak yang meretas tidak mengulangi perbuatannya lagi. Mengingat Indonesia yaitu negara demokrasi yang menjunjung tinggi toleransi tergadap setiap perbedaan.

"Kita ini negara demokrasi, jadi yang namanya perbedaan pendapat itu biasa terjadi. Karena itu, mari kita jaga demokrasi kita, cara-cara menyerupai hacking, teror perlu kita hilangkan bersama, ini PR kita bersama, ini reformasi kita, ini amanah konstitusi kita, demokrasi itu pilihan kita, jangan hingga kita nodai," ujarnya.

"Karena itu, saya berharap semua pihak mau untuk kemudian menjaga demokrasi dan menghentikan praktik hacking dan teror," pungkas Rimawan.


Simak juga video "Denny Indrayana: Pilar Independensi KPK Hendak Ditumbangkan":

[Gambas:Video 20detik]



Sumber detik.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)