Thursday, August 15, 2019

Harapan Buya Syafii Untuk Kabinet Jokowi: Antar Menteri Jangan Ada Cekcok

Harapan Buya Syafii untuk Kabinet Jokowi: Antar Menteri Jangan Ada  CekcokBuya Syafii Maarif di rumahnya, Sleman. Foto: Usman Hadi/detikcom

Sleman -Mantan Ketum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif, menyebut masalah kesenjangan sosial dan ekonomi masih menjadi pekerja rumah pemerintahan Jokowi di periode kedua. Pemerintah diminta menuntaskan masalah tersebut.

"Menurut aku ini saja, kan sudah ada nawacita namanya klasifikasi dari tri sakti. Itu saja (dilaksanakan)," kata Buya Syafii kepada wartawan di kediamannya di Kabupaten Sleman, Daerah spesial Yogyakarta (DIY), Kamis (15/8/2019).

"Lihat pasal 33 (UUD 1945) ini, ketimpangan sosial-ekonomi itu kan semenjak dulu itu, semenjak kita merdeka nggak selesai-selesai. Itu yang harus dituntaskan. Infrastruktur iya (dibutuhkan), tapi kita membangun infrastruktur untuk siapa," sambung Buya Syafii.

Menurut Buya Syafii, pemerintah harus memperlihatkan perhatian lebih khususnya kepada rakyat kecil. Pemerintahan Jokowi periode pertama, kata Buya Syafii, sudah berupaya menuntaskan masalah kesenjangan sosial-ekonomi, namun belum maksimal.


"Jadi rakyat kita berdasarkan aku memang perlu disantuni, perlu diwongke (dimanusiakan) rakyat ini, dan sepertinya ada gerak ke arah itu, anggun lah. Tapi (untuk mengatasi masalah kesenjangan) akan sangat tergantung nanti kepada kabinet-kabinet ini," ungkapnya.

Sementara Buya Syafii mempunyai saran tersendiri untuk Jokowi mengenai penyusunan kabinet di pemerintahan periode kedua. Menurutnya, Jokowi perlu menentukan menteri yang paham persoalan, dan para menterinya harus kompak.


"Menurut aku antara satu menteri dengan menteri yang lain itu jangan cekcok. Seperti kemarin Menteri Pertanian dan Perdagangan ya to, itu kan nggak sehat itu... Antara Luhut juga dengan Susi, itu kan nggak sehat. Dalam hal ini presiden harus tegas," tuturnya.

"Presiden ini kan sudah enak, periode kedua to. Periode kedua katanya beliau nggak punya beban, ya wujudkan nggak punya beban itu. Dan partai politik aku rasa perlu memunculkan orang-orang, kader mereka yang benar-benar mau memperbaiki negara ini," tutupnya.


Komposisi Kabinet Jokowi: 55% Profesional, 45% Parpol

Sumber detik.com


EmoticonEmoticon