Friday, June 28, 2019

Ketum Muhammadiyah: Prabowo Menawarkan Keteladanan Politik Bangsa

Ketum Muhammadiyah: Prabowo Memberikan Keteladanan Politik BangsaHaedar Nashir (Foto: Usman Hadi/detikcom)
Yogyakarta -Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengucapkan selamat kepada Jokowi-Ma'ruf Amin terpilih menjadi presiden dan wakil presiden RI 2019-2024 pascaputusan MK. Haedar juga mengucapkan selamat kepada Prabowo-Sandiaga Uno yang dengan jiwa besarnya bersedia menghormati keputusan Mahkamah Konstitusi (MK).

"Diucapkan selamat kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf atas terpilihnya sebagai Presiden dan Wapres RI 2019-2024 dengan amanat yang sangat berat. Selamat pula kepada Prabowo-Sandi yang menawarkan perilaku legowo sebagai tumpuan keteladanan politik bangsa," kata Haedar dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat (20/6/2019).

Seperti diketahui, MK menolak seluruh permohonan somasi Pilpres 2019 yang diajukan pasangan Prabowo-Sandiaga Uno. Merespon keputusan itu, Prabowo telah menyatakan dirinya menghormati keputusan tersebut.


Pascaputusan MK, Haedar mengingatkan bahwa masih ada kiprah dan tantangan berat yang harus diselesaikan bangsa Indonesia. Untuk menghadapi tantangan tersebut, kata Haedar, diharapkan persatuan dan kesatuan seluruh elemen masyarakat.

"Indonesia juga memerlukan kebersamaan dari seluruh kekuatan nasional. Karenanya politik partisan 01 dan 02 sudah berakhir serta tidak perlu diperpanjang dalam warta dan kepentingan apapun, yang ada ialah satu keluarga besar Indonesia," sebutnya.

Haedar juga mengimbau semoga tak ada euforia kemenangan pascaputusan MK. Ia meminta semua kubu lebih mementingkan kepentingan bangsa dan negara, dan menentukan menjauhi potensi keterbelahan akhir perilaku politik yang negatif ekses dari Pemilu.

"Jangan hingga Indonesia terkapling-kapling dalam primordialisme dan pengkutuban politik, agama, dan golongan yang menjadikan lemahnya persatuan Indonesia," tuturnya.


Terakhir Haedar menegaskan presiden dan wakil presiden terpilih ialah pemimpin segenap elemen bangsa, bukan pemimpin salah satu golongan atau pendukung saja. Oleh karenanya, presiden dan wakil presiden terpilih harus dapat mengayomi seluruh rakyat.

"Rekonsiliasi politik dan kultural menjadi keniscayaan dari suruh pihak secara autentik dan sungguh, bukan sebagai retorika publik," tegas Haedar.



Simak Juga 'Pilpres 2019 Sudah Final, Saatnya Jokowi-Prabowo Berangkulan':

[Gambas:Video 20detik]



Sumber detik.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)