Friday, May 31, 2019

Setara: Gerakan Keislaman Langsung Masih Berkembang Di Kampus

Setara: Gerakan Keislaman Eksklusif Masih Berkembang di Kampusdiskusi media bertajuk 'Membaca Peta Wacana dan Gerakan Keagamaan di Perguruan Tinggi Negeri, Jumat (31/5/2019) Foto: Roland-detikcom

Jakarta -Setara Institute melaksanakan penelitian di 10 sekolah tinggi tinggi negeri (PTN) di Indonesia. Setara menemukan adanya gerakan dan tentang kelompok Islam eksklusif.

"Bahwa di aneka macam kampus masih berkembang kelompok tentang dan gerakan keislaman eksklusif. Kaprikornus jangan dibayangkan besar mobilisasi sumber daya kita termasuk sumber daya pemerintah misalkan lewat pelembagaan BPIP, dengan pembubaran HTI, dan seterusnya itu meredam sepenuhnya. Itu tidak. Karena ditemukan ada semacam ketertiban, tapi di bawah sebenernya masih terus berlangsung," kata Direktur Riset Setara Institute Halili.

Pernyataan ini disampaikan dalam diskusi media bertajuk 'Membaca Peta Wacana dan Gerakan Keagamaan di Perguruan Tinggi Negeri di Hotel Ibis Tamarin, Jalan KH Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (31/5/2019).

Penelitian ini dilakukan di 10 PTN, yaitu UI, UIN Syarief Hidayatullah, ITB, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, IPB, UGM, UNY Yogyakarta, UB Malang, Unair, dan Universitas Mataram. Hasilnya memperlihatkan adanya relasi organisasi yang dibubarkan pemerintah yaknu HTI dengan gerakan dan tentang kelompok islam langsung di kampus tersebut.

"Kedua, pembubaran HTI merupakan satu catatan, tapi pembubaran HTI tidak menghapus saya kira ideologi kanan. Tapi sudah saya katakan, ideologi kanan yang kontra dengan Pancasila, sudah saya katakan 2 proses transformasi. Yang pertama mereka menyusup atau yang kedua simpul mereka digunakan. Sama-sama membahayakan, di permukaan tampak ibarat tidak beraktivitas, tapi di bawah tanah mereka terus bergerilya," papar Halili.

Setara memakai metode penelitian kualitatif. Salah satu temuan penting dari 13 temuan penelitian yaitu adanya kegiatan keislaman yang homogen dan belum mengakomodir kelompok Islam lain.

"Corak kegiatan keislaman di sebagian besar kampus sebetulnya monolitik, cenderung homogen, belum mengakomodir kegiatan kelompok-kelompok lain sesama Islam. Hal itu terlihat dari dominasi kegiatan keislaman tertentu yang diakomodir oleh forum struktural kemahasiswaan," papar Halili.

Halili mengapresiasi salah satu kampus yakni UGM yang merestrukturisasi pengelola masjid kampus. Hasilnya, para narasumber mengisi kegiatan di masjid lebih bermacam-macam dan moderat.

"UGM juga merestrukturisasi pengelolaan masjid kampus UGM dan memposisikannya langsung di bawah rektorat. Hasilnya latar belakang keislaman para narasumber yang mengisi kegiatan keislaman di masjid kampus lebih bermacam-macam dan lebih moderat," imbuh dia.

Setara Institute berharap negara memperlihatkan perhatian terhadap fenomena gerakan dan tentang kelompok Islam eksklusif. Salah satunya perhatian kepada para rektor kampus.

"Inisiatif di beberapa kampus pertanda betapa negara harus memperlihatkan perhatian serius pada pejabat kunci terutama rektor di kampus-kampus itu," pungkasnya.

Sumber detik.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)