
Sleman -Koordinator Umum (Kordum) Aliansi Rakyat Bergerak, Rico Tude, menuding pemerintah panik dalam menyikapi agresi demonstrasi 'Gejayan Memanggil' yang dilakukan oleh ribuan elemen sipil di Yogyakarta hari ini.
Saking paniknya, kata Rico, pemerintah hingga melumpuhkan jaringan internet di lokasi aksi, yaitu di daerah Simpang Tiga Colombo, Gejayan, Sleman. Selama agresi berlangsung jaringan internal tiba-tiba 'menghilang'.
"Hari ini kami anggap pemerintah telah mungkin panik terhadap aksi-aksi dari rakyat terutama mahasiswa. Buktinya jaringan internet di Yogya tiba-tiba dilumpuhkan," ujar Rico kepada wartawan, Senin (23/9/2019).
"Mungkin kawan-kawan wartawan dapat melihat sendiri, (jaringan internetnya) sangat lemot. Itu taktik yang sudah berulang kali dilakukan oleh negara, biar aspirasi kita ini tidak tersampaikan ke publik," sambung Rico.
Dalam kesempatan itu Rico juga menyoroti framing-framing di media umum yang menyebut agresi 'Gejayan Memanggil' ditunggangi kepentingan politik tertentu. Rico menegaskan informasi di media umum tersebut salah.
"Akun-akun yang selama ini men-share #Gejayanmemanggil itu akun-akun yang selama ini tidak pernah terlibat dalam pro-kontra politik elektoral kemarin," tegasnya.
"Kami menyatakan bahwa gerakan hari ini tidak ada sangkut pautnya dengan kekuatan-kekuatan politik yang kami anggap itu politik lama, sisa-sisa Orde Baru baik itu di kubu kampret maupun di kubu cebong," lanjut Rico.
Pantauan di lokasi, memang jaringan internet di Simpang Tiga Colombo sempat 'lumpuh' ketika berlangsung agresi 'Gejayan Memanggil'. Namun sehabis massa membubarkan diri, jalan masuk internet di sana berangsur-angsur pulih.
Simak juga video "Tak Hanya di Yogyakarta, #GejayanMemanggil Bergaung di Dunia Maya":
Sumber detik.com
EmoticonEmoticon